Palopo Heritage Logo
Kembali
Bangunan
Gereja Pniel
Jl. Opu To Sappaile No. 1, Boting, Wara

Deskripsi

Denah dasar bangunan gereja berbentuk persegi panjang dengan ukuran, panjang 18,76 m dan lebar 8,25 m, bagian atapnya berbentuk pelana (atap dengan dua sisi miring) dengan menggunakan atap seng. Pada bagian depan juga terdapat menara membentuk satu ruang kecil yang berfungsi sebagai ruang peralihan luar dengan atap berbentuk limas. Bagian dinding bangunan berupa beton yang menggunakan bahan dasar batu bata dan semen kemudian ditambahkan plesteran. Terdapat hiasan pada dinding luar berupa batu-batuan yang berukuran sedang hingga batuan kecil yang ditempelkan pada bagian bawah yang menambah estetika bangunan, selain itu terjadi perubahan dinding bagian dalam dengan memberikan lapisan dinding dari keramik. Bangunan tersebut memiliki dua pintu masuk yang terletak pada masing ujung dinding selatan. Pintu dan jendela yang digunakan berbentuk tapal kuda dimana pintunya memiliki daun ganda (dua) berbahan kayu, sedangkan jendela menggunakan hiasan daun jendela kaca mati yang berwarna warni terletak pada dinding bangunan sisi utara dan selatan, adapun jumlah jendela sebanyak 24 buah dengan ukuran tinggi 215 cm dan lebar 56 cm. Lantai bangunan menggunakan lantai keramik berwarna cokelat. Bagian dalam gereja terbagi atas tiga ruangan, yakni ruangan pertama khusus untuk persiapan para pelayan jemaat (konsistory) ruang ini memiliki lebar 4,2 m dan panjang 8,25 m dan memiliki dua pintu untuk menghubungkan ruangan di sebelahnya, yakni ruangan kedua yaitu ruang umat (nave). Pada ruangan kedua tersebut terdapat mimbar, bangku jemaat dan lampu kristal. Bentuk mimbar yakni persegi panjang dengan ukuran lebar 1,7 m dan panjang 3,2 m menggunakan bahan kayu, selain itu pada bagian belakang terdapat balkon.

Latar Belakang Sejarah

Gereja Pniel tidak lepas dari kisah hidup 3 tokoh penting dalam perkembangan kaum Nasrani di Palopo, yakni Anthonie Aris van de Loodrecth, J. Belksma dan P. Zijlstra. Misionaris Belanda Loodrecth tiba di Palopo pada awal November 1913 dan baru mengadakan ibadah bersama pertama kali pada Oktober 1914. Setelah wafat pada 26 Juli 1917, Loodsrecth digantikan oleh J. Belksma, dan kemudian dilanjutkan oleh P. Zijlstra. Sakramen baptisan kudus pertama kali digelar pada 1 Mei 1921. Tanggal inilah kemudian yang menjadi tanggal pendirian Jemaat Kristen Palopo. Dalam sebuah literatur, ada pula catatan yang menyebutkan gereja Pniel mulai dibangun 1920 dan selesai 1924 saat misionaris zending dipimpin oleh P. Zijlstra. Biaya pembangunan gereja ini memakan 12.000 gulden, yang diperoleh dari GZB (Greeformeerde Zendings Bond) dan sebagian dari umat nasrani sendiri.

Nilai Penting

Gereja Pniel adalah bangunan berasitektur kolonial moderen yang menjadi penanda utama dari sejarah perkembangan Agama Kristen di Kota Palopo, dan secara spasial memperlihatan kebudayaan dan tata ruang kota yang inklusif.

Lokasi

Koordinat: 2059’48.05’’ LS dan 120011’37.07’’T BT

Luas Lahan

4253,2 m2

Koordinat

2059’48.05’’ LS dan 120011’37.07’’T BT

Status

Ditetapkan berdasarkan SK Wali Kota Palopo Nomor 100.3.3.3/478/B.Hukum

Gereja Pniel

Powered By

Universitas Andi Djemma
Palopo Heritage Society
Ikatan Perencana Desa Indonesia
Dikti
Diktisaintek Berdampak
BIMA