Palopo Heritage Logo
Kembali
Bangunan
Masjid Jami Tua
Jalan Machulau, Batupasi, Wara Utara

Deskripsi

Denah bangunan berbentuk persegi masjid dengan sisi bagian barat terdapat ruang yang menonjol keluar membentuk tapal kuda yang difungsikan sebagai tempat imam. Atap masjid berbentuk tumpang bersusun tiga dengan bahan dasar atap dari sirap (kayu ulir) pada bagian puncak atap terdapat guci keramik yang dipasang terbalik. Di setiap batas sisi atap pada setiap tingkatan terdapat hiasana berupa ukiran sulur-suluran berwarna kuning dengan slip merah pada bagian pinggirnya. Dinding masjid terdapat dari susunan balok-balok batu sedimen yang disusun dengan menggunakan sistem bari pengunci dengan ketebalan dinding berkisar 95 cm. pada dinding bagian bawah terdapt hiasan berupa molding. Pada bagian pintu masuk, terdapt tiga buah undakan dari batu yang sama yang digunakan pada bangunan masjid. Pintu masuk masjid terbuat dari kayu, memiliki ukiran berupa sulur-sulur dan sistem kuncinya masih menggunakan pasak. Ukuran pintu yaitu tinggi 194 cm dan lebar 98 cm. keseluruhan bangunan memiliki 20 jendela yang dilengkapi dengan masing-masing tiga buah teralis, 6 jendela pada bagian depan masjid dan 7 jendela pada masing-masing sisi kiri dan kanan masjid. Masing-masing jendela memiliki tinggi 116 cm dan lebar 85 cm dan dipasang teralis yang terbuat dari kayu, juga terdapat 12 lubang ventilasi pada dinding bagian barat. Bagian dalam masjid, terdiri dari lantai terbuat dari marmer berwarna abu-abu, lantai tersebut dipasang belakang, lantai masjid telah ditinggikan + 90 cm. lantai awal tersebut terbuat dari ubin keramik warna merah. Masjid memiliki 5 buah tiang, 4 tiang terletak masing-masing sisi kiri dan kanan serta 1 tiang utama yang cukup besar terletak ditengah, tiang utama ini biasa disebut Sokoguru, yang sekarang ditutupi oleh kaca sebagai pelindung.Tiang utama atau Sokoguru berukuran tinggi 784 cm dengan diameter 95 cm. untuk tiang kecilnya 420 cm dan diameter 10 cm. Jenis kayu yang digunakan untuk tiang utama adalah jenis kayu Cingaduri, sedangkan untuk empat tiang lainnya dari kayu bitti dan lelupan. Masjid juga dilengkapi mimbar didalamnya.

Latar Belakang Sejarah

Berdasarkan sejarah perkembangan agama Islam di Kerajaan Luwu mencapai puncaknya pada masa pemerintah Raja Datu Luwu bergelar panjang Payung Luwu XVI Pati Pasaung Toampanangi Sultan Abdullah Matinroe. Beliau menggantikan ayahnya menjadi raja pada tahun 1604. Pada awal pemetintahan ia memindahkan pusat pemerintahan Luwu dari Pattimang ke Ware, tempatnya sekarang berada di tengah-tengah kota Palopo. Alasan pemindahan tersebut antara lain berdasarkan pertimbangan strategis, tempat baru yang berada di pantai sehingga dekat dengan pelabuhan, ekonomis dan berkaitan dengan penyebaran dan pengembangan agama islam. Pusat pemerintahan kerajaan Luwu yang baru, dilengkapi dengan masjid berada disebelah abrat utara dari istana. Struktur atau tata letak pemerintahan ini tidak berbeda dengan pusat pusat pemerintahan islam di Jawa. Pada tahun 1900an tata ruang ini telah berubah, namun masjidnya masih dilestarikan. Arsitektur masjid tua Palopo didirikan pada tahun 1604. Pada tahun 1900an masih utuh asli telah dipugar, sedangkan arsiteknya dipercayakan kepada Pong Mante (Fungmante) yang menurut salah 1 versi yang berasal Toraja.

Nilai Penting

Masjid Jami Tua Palopo adalah bangunan penanda utama dari sejarah perkembangan Islam di jazirah selatan Sulawesi, yang memperlihatkan arsitektur yang sangat unik dan langka, sebagai perwujudan dialog antar-budaya Luwu, Jawa, Cina, serta antar-tradisi Islam dan tradisi Hindu-Budha.

Lokasi

Koordinat: 02059’38” LS dan 120011’ 42,86” BT

Luas Lahan

1,5 Ha

Koordinat

02059’38” LS dan 120011’ 42,86” BT

Kepemilikan

-

Pengelola

Pengurus Masjid Jami Tua Palopo

Status

Ditetapkan berdasarkan SK Wali Kota Palopo Nomor 100.3.3.3/139/B.Hukum dan SK Gubernur Sulsel Nomor325/III/Tahun 2024

Masjid Jami Tua

Powered By

Universitas Andi Djemma
Palopo Heritage Society
Ikatan Perencana Desa Indonesia
Dikti
Diktisaintek Berdampak
BIMA