Deskripsi
Denah bangunan utama tersebut berbentuk segiempat dengan ukuran panjang 18,13 m dan lebar 6,84 m. Bagian atap berbentuk limas segiempat dengan menggunakan bahan seng namun dulunya menggunakan atap sirap. Pada bagian atap sisi depan (utara) terdapat ventilasi dengan hiasan kerpyak atau jalusi. Dinding bangunan menggunakan bahan kayu yang ditopang rangkaian balok secara vertikal dan horizontal yang menambah estetika bangunan serta bagian dinding dicat dengan warna putih. Pada setiap bagian dinding dilengkapi dengan jendela dan ventilasi dan tiga pintu masuk, yakni disisi utara yang merupakan pintu utama serta pintu yang terletak pada sisi barat dan selatan. Pintu utama berbentuk segiempat terdiri dari kombinasi bahan kayu dan kaca. Adapun bagian jendela terdiri dari jendela kaca pada bagian depan (utara) dan jendela bentuk jalusi berdaun ganda pada bagian dinding barat dan belakang (selatan). Pada bagian depan rumah terdapat teras berbentuk segiempat dan ventilasi dari bahan kayu dengan motif hias geometris. Lantai bangunan menggunakan keramik berwarna cokelat dan lantai berwarna putih pada bangunan tambahan pada sisi timur. Tata Ruang memiliki teknologi yang sama khususnya pada bagian konstruksi atap. Konstruksi yang overstack (arsitektur tropis) atap yang berjarak satu meter dari dinding dengan kemiringan 30 derajat. Pada bagian pangkal atap ditopang dengan struktur kayu yang teknik konstruksinya dengan metode lokal dengan kombinasi penguatan struktur balok ganda pada bagian atas balok utamanya. Secara logika struktur konstruksi metode ini selain memperkuat konstruksi topangan, juga memberikan nilai estetika yang sengaja diekspos. Metode konstruksi penopang atap ini tidak diterapkan pada bangunan umum lainnya. Pada bagian ventilasi, terdapat ornamen arsitektur lokal yang berpola geometris. Ventilasi dari bahan material kayu yang dipolakan secara vertikal yang dipadukan dengan lubang kecil yang berbentuk wajik. Pola ini selain menjadi unsure estetika juga berfungsi sebagai sirkulasi udara, sebuah keharusan bagi bangunan berada di iklim tropis. Beragam langgam arsitektur pada periode kolonial dapat member kontribusi dalam mempelajari sejarah terkhusus perkembanan kota. Gaya arsitektur member kontribusi bagi ilmu pengetahuan guna mengetahui perkembangan Kota Palopo dari waktu ke waktu.
Latar Belakang Sejarah
Rumah Jabatan Wakil Walikota Palopo salah satu Peninggalan pemerintahan Kolonial Belanda yang dibangun sekitar tahun 1908-1920. Dahulu difungsikan sebagai Rumah Jabatan Asisten Residen Afdeeling Luwu. Kemudian Pada masa pemerintahan Kabupaten Luwu dan pemerintahan Kota Palopo difungsikan sebagai Rumah jabatan Bupati, Rumah Jabatan Ketua DPRD Kota Palopo dan saat ini difungsikan sebagai Rumah Jabatan Wakil Walikota Palopo.
Nilai Penting
umah Jabatan Wakil Wali Kota Palopo adalah bangunan bergaya indisch yang menjadi penanda perkembangan fisik Kota Palopo maupun secara sejarah pemerintahan.
Luas Bangunan
124.01
Koordinat
2°59'41.11" LS, 120°11'40.89" BT
Kepemilikan
Pemerintah Kota Palopo
Pengelola
Sekretariat Daerah Kota Palopo
Status
Ditetapkan berdasarkan SK Wali Kota Palopo Nomor 100.3.3.3/478/B.Hukum